BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Filsafat ilmu adalah salah satu ilmu yang telah dipelajari sejak zaman dahulu dan dianggap sebagai akar dari ilmu yang saat ini banyak dipelajari di dunia. Ilmu filsafat diketahui berasal dari budaya bangsa Yunani dan sebagian besar dari kita mengenal sosok filsuf atau tokoh filosofi dari Yunani seperti Socrates, Aristoteles dan lain sebagainya. Setelah itu kemudian muncul tokoh-tokoh filosofi yang mendalami ilmu filsafat Islam. Meskipun ilmu filosofi Islam diadaptasi dari ilmu filsafat bangsa Yunani, ada beberapa hal yang muncul dari pemikiran para filsuf Islam itu sendiri. Untuk mengetahui apa sebenarnya ilmu filsafat Islam dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan, simak sedikit penjelasan berikut ini.
Rumusan Masalah
Apa yang di maksud filsafat Islam ?
Bagaimana sejarah lahirnya filsafat Islam ?
Siapa saja tokoh-tokoh filsafat Islam ?
Tujuan
Untuk mengetahui lebih dalam pengertian filsafat Islam
Untuk memahami lebih dalam sejarah lahirnya filsafat Islam
Untuk memahami lebih dalam tokoh-tokoh filsafat Islam
D. Manfaat
Supaya kami semua dan para pembaca memahami ilmu-ilmu yang berhubungan dengan filsafat ilmu khususnya mengenai rancang bangun filsafat ilmu dalam filsafat Islam serta mampu mengenal dan menjelaskan tentang aspek mengenai kasus tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Islam
Filsafat mempunyai definisi yang beragam, karena ia mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Walaupun memiliki definisi yang beragam, sebenarnya ada aspek pokok yang sama dari semua definisi yang ada, yaitu pada pokok yang sama dari semua definisi yang ada, yaitu pada pokok pembicaranya. Pokok pembicaraan filsafat mencakup tiga hal, yaitu Tuhan, manusia, dan alam. Dengan demikian, jika dikatakan filsafat Islam maka sebetulnya adalah pemikiran rasional, kritis, sistematis, dan radikal tentang seluruh ajaran Islam mengenai Tuhan, manusia, dan alam.
Meskipun diadaptasi dari nilai-bilai budaya barat atau Yunani, ilmu filsafat Islam tetap memiliki kaidah tersendiri. Hal yang biasanya dipikirkan atau dibahas dalam filsafat Islam adalah mengenai ketauhidan atau ketuhanan, kerasulan, kitab, hubungan manusia dan sesamanya, lingkungan dan juga mencakup ilmu tasawuf atau kebatinan.
B. Sejarah Filsafat Islam
Telah disebutkan sebelumnya bahwa ilmu filsafat Islam berkembang dari adaptasi ilmu filsafat bangsa Yunani yang berasal dari benua Eropa. Timbulnya ilmu filsafat Islam juga tidak jauh berkaitan dengan perkembangan Islam di Eropa tersebut.
Awal Mula Perkembangan Filsafat
Sejarah filsafat Islam dimulai ketika Raja Iskandar Zulkarnain melakukan ekspansi militer ke beberapa Negara dibenua Eropa dan Afrika dan termasuk menguasai kota Iskandariah di Mesir. Dikota tersebut yakni sekitar abad ke 3 Masehi, Raja Ptolemaeus di Mesir membangun Universitas Iskandaria dan dari situlah para ilmuwan barat memperkenalkan ilmu filsafat termasuk diantaranya para cendekiawan atau pemikir dari Yunani. Selanjutnya budaya bangsa Yunani tersebut mulai mengalami berpaduan dengan budaya baru bangsa Arab dan kemudian dikenal ilmu filsafat dalam Islam.
Perkembangan Filsafat Dikota Harran
Selain kota Iskandariyah, pengaruh budaya falsafah bangsa barat juga berkembang dikota Harran yang terletak disebelah utara negeri Syiria atau yang saat itu dikenal dengan sebutan Syam. Kota Harran tersebut kemudian jatuh ketangan bangsa Arab dan selanjutnya menjadi lebih terbuka dengan falsafah dan kebudayaan bangsa barat khususnya bangsa Yunani. Ilmu pengetahuan dan falsafah saat itu kemudian banyak diterjemahkan kedalam bahasa Arab sehingga bangsa Arab dapat dengan mudah mempelajarinya.
Perkembangan Filsafat Di Baghdad
Baghdad, ibukota Negara Iraq juga merupakan salah satu pusat perkembangan ilmu filsafat pada jaman dahulu. Setelah Baghdad mengalami perkembangan pesat, pusat studi ilmu dan filsafat berpindah dari Harran ke Baghdad dan selanjutnya para ahli yang menguasai filsafat juga turut berpindah ke kota tersebut.
Kemajuan pesat ilmu filsafat saat itu memang didukung oleh para guru dan penterjemah sehingga tidak hanya kota dan kebudayaannya saja yang berkembang, dizaman itu juga lahirlah sosok pemikir Islam yakni Al Farabi dan Al Kindi.
Saling mengklaim antar ilmuwan Barat dan Islam menjadi lembaran panjang dalam perjalanan filsafat, misalnya Oliver Leaman yang berpendapat bahwa “filsafat Yunani sebenarnya pertama kali diperkenalkan kepada dunia lewat karya-karya terjemahan berbahasa Arab, lalu kedalam bahasa Yahudi, dan baru kemudian kedalam bahasa Latin atau langsung dari bahasa Arab ke bahasa Latin”.
Sedangkan Al-Farabi yang berpendapat bahwa “filsafat berasal dari Irak terus Mesir dan ke Yunani, kemudian diteruskan ke Syiria dan sampai ketangan orang-orang Arab.”
Sesudah abad ke-3 SM (sesudah masa Plato dan Aristoteles) tidak muncul pemikiran yang benar-benar baru dalam filsafat Yunani, sampai akhirnya tampil kaum Neo Platonis pada kurun abad ke-3 M.
Jika membuka ulang sejarah peradaban dunia, masa setelah Aristoteles adalah masa kejayaan Alexander Agung (Raja Iskandar Zulkarnain), kaisar Romawi yang pernah menjadi murid Aristoteles. Alexander menaklukan Asia kecil, Syiria, Mesir, Babilonia, Persia, Samarkand, dan Punjab. Tiap kali berhasil memenangkan ekspansi militer, Alexander mendirikan kota-kota yang bercita rasa Yunani. Namun ketika kekuasaannya semakin meluas, Alexander terpaksa menganjurkan pembaruan antara budaya Yunani dan budaya bangsa jajahan. Inilah Hellenisme, yaitu suatu peristiwa menyatunya kebudayaan Yunani disegala bangsa jajahan Romawi.
Setelah Alexander meninggal, kerajaannya yang besar itu terbagi tiga: Macedonia di eropa, kerajaan Ptolemaeus di mesir, dan kerajaan Seleucid di asia. Ptolemaeus dan seleucus berusaha meneruskan politk alexander untuk menyatukan peradaban yunani dan iran namun usaha itu tak berhasil, kebudayaan dan peradaban yunani meninggalkan bekas besar di daerah-daerah ini. Bahasa administrasi yang di pakai di sana ialah bahasa yunani. Di mesir dan syiria bahasa ini tetap di pakai sesudah mauknya Islam kedalam dua daerah itu dan hanya baru ditukar dengan bahasa arab di abad ke 7 M oleh khalifah bani umayah Malik Ibnu Marwan (685-705M) khalifah ke 5 dari bani umayah. Alexanderia, Antiocah, dan Bactra kemudian menjadi pusat ilmu pengetahuan dan filsafat yunani.
Harun al-Rasyid menjadi khalifah ditahun 786 M, dan sebelumnya ia belajar di Persia dibawah asuhan Yahya ibnu Khalid ibnu Barmak dan dengan demikian banyak dipengaruhi oleh kegemaran keluarga barmak pada ilmu pengetahuan dan falsafat. Keluarga Barmak dikenal sebagai keluarga yang gemar pada ilmu pengetahuan serta falsafat dan condong pada paham Muktazilah. Dibawah pemerintahan Harun al-rasyid, penerjemahan buku-buku ilmu pengertahuan Yunani kedalam bahasa Arab pun dimulai. Pada mulanya yang dipentingkan ialah buku-buku mengenai kedokteran, tetapi kemudian juga mengenai ilmu pengetahuan lain dan falsafat. Buku-buku itu diterjemahkan terlebih dahulu kedalam bahasa siria, bahasa ilmu pengetahuan di Mesopotamia di waktu itu, kemudian baru kedalam bahasa Arab.
Dengan kegiatan penerjemahan inilah sebagian besar dari karangan-karangan Aristoteles, Plato, Galen, serta karangan-karangan mengenai neoplatonisme dan ilmu kedokteran dan juga karangan-karangan mengenai ilmu pengetahuan Yunani lainnya dapatlah dibaca oleh alim ulama Islam. Karangan-karangan tentang filsafat banyak menarik perhatian kaum Muktazilah, sehingga banyak dipengaruhi oleh pemujaan daya akal yang terdapat dalam filsafat yunani. Abu al-Huzail al-Allaf, Ibrahim al-Nazzam, Bisr ibnu al-Mu’tamir dan lain-lain banyak membaca buku-buku falsafat. Dalam pembahasan mereka mengenai teologi Islam, daya akal atau logika yang mereka jumpai dalam filsafat Yunani banyak mereka pakai. Tidak mengherankan kalau teologi kaum Muktazilah mempunyai corak rasional dan liberal.
Tokoh-tokoh filsafat Islam
Tidak lama kemudian timbullah dikalangan umat Islam sendiri filosof-filosof dan ahli-ahli ilmu pengetahuan, seperti:
a. Al-Kindi (801-866).
b. Al-Razi (864-926).
c. Al-Farabi (870-950).
d. Ibn Sina (980-1037).
e. Ibn Maskawaih (W. 1030).
f. Al-Ghazali (1058-1111).
g. Ibn Bajjah (w. 1138).
h. Ibn Tufail (1110-1185).
i. Ibn Rasyd (1126-1198).
Dalam ilmu pengetahuan dikenal beberapa ahli seperti :
1. Abu Abbas al-Syarkasyi pada abad ke 9 M dibidang kedokteran.
2. Muhammad, Ahmad dan Hasan dibidang Matematika.
3. Al-Asma (740-828 M) dibidang Ilmu alam.
4. Jabir dibidang Kimia.
5. Al-Biruni dibidang Astronomi, sejarah, geografi dan Matematika.
6. Ibnu Haitam dibidang Optika.
Al-Kindi
Al-Kindi atau Abu Yusuf Ya’qub bin Ishak bin Ash-Shabah bin Imran bin Ismail bin Al-Asy’ats bin Qays Al-Kindi dikenal sebagai sosok muslim pertama yang memunculkan gagasan tentang filsafat dan ia jugalah yang berpendapat bahwa ajaran agama Islam sebenarnya tidak berbeda jauh dengan ilmu filsafat atau falsafah sehingga keduanya bukanlah dua hal yang bertentangan. Tidak hanya cerdas sebagai filsuf atau pemikir Islam yang diakui oleh bangsa barat, Al kindi juga menghasilkan banyak karya dalam bidang ilmu pengetahuan lainnya seperti aritmatika dan musik
2. Al-Farabi
Al Farabi atau Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi‘ adalah seorang tokoh ilmuwan sekaligus filsuf muslim yang berusaha memadukan beberapa aliran filsafat antara lain aliran falsafah al taufiqhiyah yang berkembang sebelumnya dari hasil pe mikiran filsuf Yunani seperti Plato, Aristoteles, Plotinus.
Al farabi juga berpandapat bahwa pada hakikatnya filsafat itu mmeiliki satu tujuan yakni untuk mencari kebenaran dari suatu hal.
3. Ibnu Rusyd
Abu Walid Muhammad bin Rusyd atau yang dikenal dengan nama ibnu rusyid adalah salah satu tokoh ilmuwan muslim yang cukup dikenal. Ia juga merupakan salah seorang filsuf yang dikenal dnegan aliran rasionalnya. Sebagai seorang filsuf dan pemikir, Ibnu Rusyid menjunjung tinggi akal dan peranananya dalam kehidupan. Ibnu rusyid juga berpendapat bahwa akal fikiran bekerja dengan didasari oleh pengertian umum atau maj’ani kulliyah dandidalamnya tercakup hal-hal yang bersifat partial atau disebut juz’iyah.
4. Ibnu Sina
ibnu sina yang terkenal sebagai ilmuwan dalam bidnag kedokteran juga dikenal sebagai seorang sosok filsuf muslim. Ia berpendapat bahwa semua intelenji atau akal berasal dari Tuhan dan segala hal yang menyangkut dasar semua ilmu juga berasal dari Tuhan. Ibnu sina jugalah yang menyatakan bahwa esensi berada dalam akal dan wujud berada diluarakal. Ia juga banyak membahas mengenai metafisika dan filsafah tentang jiwa.
5. Al-Ghazali
Muhammad bin Ahmad, Al-Imamul Jalil, Abu Hamid Ath Thusi Al-Ghazali atau yang lebih dikenal sebagai Al Ghazali adalah salah seorang filsuf ternama yang berasal dari daerah Thusi yang merupakan bagian dari Negara Persia. Al ghazali banyak menghasilkan karya dibidang filsafat dan ia pada mulanya berpendapat bahwa ilmu pengetahuan sebenarnya tidak bisa ditangkan dengan menggunakan panca indera manusia. Al ghazali lebih cenderung percaya terhadap akal daripada kelima panca indera. Dizamannya, ia pernah menjadi guru besar di Nidzamiyah, Baghdad selama empat tahun.beberapa kitab karangan Al ghazali yang terkenal antara lain Ihya Ulum Ad-Din, Tahafut al-Falasifah dan Al-Munqidz min adh-Dhalal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lahir dan berkembangnya pemikiran filosofis dalam Islam merupakan sebuah realitas historis yang niscaya karena adanya interaksi yang terbangun antar bangsa Arab Muslim dengan daerah-daerah yang ditaklukan (bangsa non-Muslim), yakni bangsa Persia, India dan terutama sekali adalah bangsa Yunani, sehingga filsafat Islam dikatakan banyak mengandung unsur Hellenisme. Hasil dari proses interaksi itulah kemudian melahirkan semangat intelektual untuk melakukan penerjemahan terhadap berbagai karya-karya; baik Yunani, Persia, maupun India kedalam bahasa Arab. Gerakan penerjemahan berkembang pesat karena mendapat dukungan penguasa (khalifah). Dari hasil penerjemahan tersebut, lahirlah pemikiran-pemikiran filosofis dalam Islam. Dalam pengembangan selanjutnya pemikiran-pemikiran para filosof non-Muslim itu dikembangkan sesuai dengan akidah dan ajaran-ajaran Islam, agar tidak bertentangan.
B. Saran
Dengan berakhirnya makalah yang kami buat ini, kami menyadari bahwa dalam pnulisan makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Besar harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi para pemakalah. Sebagai seorang mahasiswa yang peka akan perkembangan peradaban yang semakin modern dan serba canggih, dalam berfikir tidaklah hanya melihatnya dengan satu sisi akan tetapi melihat dari segi atau sisi yang lain dimana terdapat pandangan yang berbeda dalam berfikir.
DAFTAR PUSTAKA
Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2010
Sirajuddin Zar, Filsafat Islam filosof dan filsafatnya, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010
Hasan Basri & Zaenal Mufti, Filsafat Islam sejak Klasik hingga Modern, C.V. Insan Mandiri, Bandung, 2008
Ahmad Daudy, Kuliah Filsafat Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1989
Ayat Al-Qur`an dan Hadits
Tidak ada komentar:
Posting Komentar